Gambaran Kemampuan Kontrol Diri Dalam Hal Marah Ada Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) Yang Menjalani Hemodialisa Di RS Al-Islam Bandung Tahun 2013
ABSTRAKrnrnrnGGK merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel, dimana tubuh gagal mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit yang menyebabkan uremia. Perubahan fisik pasien GGK berdampak pada psikososial yang menyebabkan kemarahan. Kontrol diri dibutuhkan agar pasien dapat menyalurkan kemarahan secara konstruktif. Hasil wawancara terhadap 3 pasien, 2 pasien mengungkapkan kemarahannya dengan menangis dan menolak untuk hemodialisa, lainnya mengungkapkan kemarahan dengan berbicara kasar pada keluarga dan petugas kesehatan. Ini menunjukan bahwa pasien tidak mampu melakukan kontrol diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kontrol diri dalam hal marah pada pasien GGK yang menjalani hemodialisa, dengan jenis penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 94, sampel diambil dengan teknik Purposive sampling yaitu sebanyak 75. Instrumen yang digunakan berupa angket dengan skala likert, analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 49 responden (65,0%) memiliki kontrol diri sedang (appropriate control), 19 responden (25,0%) memiliki kontrol diri tinggi (over control) dan sebanyak 7 responden (10,0%) memiliki kontrol diri rendah (under control). Kesimpulan penelitian ini bahwa tidak semua pasien yang menjalani hemodialisa memiliki kontrol diri sedang/baik (appropriate control), untuk itu perawat diharapkan dapat menjadi kontrol diri eksternal yang positif sehingga dapat membantu pasien mengendalikan marah.rnrnrnKata kunci : Kontrol diri, Marah, Gagal Ginjal Kronik (GGK)rnrn
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain